Sunday, December 23, 2012

Ringkasan Materi





Teori | Menulis Puisi dari Pengalaman Pribadi--
Semua orang bisa menulis karya sastra, termasuk kamu. Menulis karya sastra, termasuk puisi, adalah mengelola proses kreatif. Proses kreatif adalah serangkaian langkah-langkah yang dilakukan untuk menghasilkan suatu karya. Proses kreatif setiap orang berbeda-beda, tergantung pengalaman, pengetahuan, dan daya imajinasi setiap orang.
Berikut hal-hal yang bisa kamu lakukan agar kamu dapat menjadikan menulis puisi
sebagai kegiatan menyenangkan
.

1. Jadikan semua hal yang terjadi pada dirimu sebagai hal yang menarik untuk ditulis dalam sebuah sajak. Semua itu adalah ide atau gagasan sebagai modal awalmu untuk menulis puisi. Selain dari pengalamanmu sendiri, hal-hal menarik juga bisa datang dari pengalaman teman, saudara, atau dari hasil membacamu.
2. Jangan pikirkan untuk menggunakan kata yang indah, tetapi pilihlah kata yang mewakili perasaanmu, saat itu. Rima memegang peran penting dalam keindahan bunyi sajak. Akan tetapi, jika kamu tidak menggunakan rima, juga tidak masalah.
3. Jangan pikirkan berapa panjang sajakmu. Sajak modern tidak terikat pada jumlah bait atau baris. Sajakmu bisa saja terdiri dari satu halaman, tetapi
juga bisa hanya dalam dua baris saja.
4. Jangan gunakan kalimat yang bertele-tele, Jadikan semua kalimat dalam sajakmu singkat dan padat, tetapi berisi.


Memberi Tanda Jeda pada Puisi-- Pada dasarnya, puisi merupakan karya sastra untuk didengarkan. Puisi memiliki bunyi, irama, persajakan, bentuk kata, dan kalimat yang menarik. Oleh karena itu, membaca puisi harus dengan lafal, intonasi, dan nada suara yang tepat. Agar memudahkanmu memberikan intonasi yang tepat, berilah tanda-tanda berikut
pada naskah puisimu.

Tanda jeda untuk menentukan irama
/ : berhenti satu ketukan, untuk menyatakan satuan makna frasa
// : berhenti dua ketukan, untuk menyatakan satuan makna kalimat
/// : berhenti agak lama atau tiga ketukan, untuk menyatakan satuan paragraf.

Tanda intonasi
ᴧ : suara perlahan sekali seperti berbisik
ᴧᴧ : suara perlahan
ᴧᴧᴧ : suara sangat keras seperti berteriak
V : Tekanan kata sangat Pendek
VV : Tekanan kata agak pendek
VVV : Tekan kata agak panjang



Membaca Puisi dan Menanggapi Cara Pembacaan Puisi-- Pada dasarnya, puisi merupakan karya sastra untuk didengarkan. Puisi memiliki bunyi, irama, persajakan, bentuk kata, dan kalimat yang menarik. Oleh karena itu, membaca puisi harus dengan lafal, intonasi, dan nada suara yang tepat.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan saat membaca puisi (termasuk ketika menanggapi cara pembacaan temanmu nanti):
l. Suara (Vokal)
Pembaca puisi hendaknya menyampaikan keindahan puisi dengan suara (vokal) yang baik. Hal-hal yang berkaitan dengan suara (vokal) adalah:
a. Artikulasi
Pembaca puisi hendaknya mampu mengucapkan setiap kata dari puisi tersebut dengan jelas, baik bunyi vokal maupun konsonan.
b.Intonasi
Puisi akan terkesan menarik jika dibacakan dengan memperhatikan variasi lagu kalimat yang dibawakan secara wajar.

2. Kinesik
Kinesik adalah ilmu yang mempelajari isyarat yang menggunakan berbagai bagian tubuh. Yang termasuk kinesik adalah ekpresi dan gesture (gerak tubuh).
a. Ekspresi
Disebut juga mimik (raut muka) adalah pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan seseorang. Mimik harus muncul dengan sendirinya sesuai dengan jiwa puisi.
b. Gesture(gerakan tubuh)
Termasuk di dalamnya adalah sikap tubuh, gerakan jari-jemari, tangan, lengan, pundak, goyangan pinggul, dan gelengan kepala. Gerakan tubuh dapat menghidupkan sebuah puisi yang dibacakan asalkan tidak berlebihan.

Yang perlu diingat, sebelum kamu membacakan sebuah puisi, pahamilah baik-baik isi puisi tersebut. Dengan memahami apa isi puisi itu, kamu akan gampang mengekspresikan diri, baik intonasi maupun kinesik. Jangan sampai, puisi yang bercerita sedih kamu bawakan sambil tertawa-tawa.


Ciri-ciri Umum Puisi--
Kamu pasti sudah sering membaca puisi, baik di surat kabar, majalah, internet,
maupun saat pelajaran Bahasa Indonesia. Tahukah kamu apa itu puisi? Kata 'puisi' berasal dari bahasa Yunani, poesis, yang berarti "membuat" atau "menciptakan".
Jika prosa, tulisan atau ujaran biasa, dibentuk oleh susunan kalimat-kalimat dan paragraf, puisi tersusun oleh satuan yang disebut baris (kalimat) dan bait (paragraf
dalam puisi).
Puisi memiliki bahasa yang terikat oleh irama, rima, serta penyusunan baris dan bait. Saat membuat puisi, pengarang memilih dan menata kata-katanya secara cermat sehingga menciptakan bunyi, irama, dan makna yang khusus.

Puisi terdiri atas dua unsur yang menjadi ciri umum puisi:
(1) unsur yang berkaitan dengan bentuk puisi;
(2) unsur yang berkaitan dengan makna puisi.
Unsur yang berkaitan dengan bentuk puisi adalah unsur bunyi (irama dan rima), pilihan kata, dan tampilan cetak/tulisan yang disebut tipografi.
Unsur yang berkaitan dengan makna puisi adalah tema, pesan, dan makna tersirat.


1 comment: